Devinisi/Articles/Tentang Skripsi/Vidio/Musik

Minggu, 14 Agustus 2011

Pengertian Belajar/Faktor Psikologis Anak

1. Pengertian Belajar
Secara umum belajar dapat diartikan sebagai proses perubahan perilaku, akibat interaksi individu dengan lingkungannya. Purwanto (1998:84) mengemukakan adanya beberapa elemen penting yang dicirikan pengertian belajar, yaitu :
a. Belajar merupakan suatu perubahan dalam tingkah laku, di mana perubahan itu bisa mengarah pada tingkah laku yang lebih buruk.
b. Belajar merupakan suatu perubahan yang terjadi melalui latihan atau pengalaman.
c. Untuk dapat disebut belajar, maka perubahan itu harus relative mantap, harus merupakan akhir dari pada suatu periode waktu yang cukup panjang.
d. Tingkah laku yang mengalami perubahan karena belajar menyangkut berbagai aspek kepribadian, baik fisik maupun psikis, seperti: perubahan dalam pengertian, pemecahan suatu masalah/berpikir, keterampilan, kecakapan, kebiasan, ataupun sikap.
Good dan Brophy dalam Purwanto (1998:85) mengemukakan arti belajar dengan kata-kata yang singkat, yaitu “Learning is the deyelopment of new associations as a result ofexperience”. Selanjutnya dijelaskan bahwa “Belajar itu proses yang benar-benar bersifat internal (e purely internalemen). Belajar merupakan proses yang tidak dapat dilihat dengan nyata; proses itu terjadi di dalam diri seseorang yang sedang mengalami belajar. Jadi menurut Good dan Brophy yang dimaksud belajar bukanlah tingkah laku yang tampak, tetapi adalah proses yang terjadi secara internal di dalam diri individu dalam usahanya memperoleh hubungan-hubungan baru (new associations). Hubungan-hubungan baru itu dapat berupa: antara perangsang, antara reaksi, atau antara perangsang dan reaksi.
Menurut Sudirman (2007:22) mengatakan bahwa belajar merupakan suatu proses antara diri manusia (id-ego-super ego) dengan lingkungannya. Sedangkan menurut Usman & Setiawati (2001:4) mengatakan bahwa belajar adalah perubahan tingkah laku pada diri individu berikut adanya interaksi antara individu dengan individu dan individu dengan lingkungannya.
Dari beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu proses perubahan dalam diri seseorang sebagai hasil interaksi dengan lingkungannya yang ditandai dengan adanya perubahan tingkah laku ke arah yang lebih baik.
2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Belajar
Menurut Sujana (2004:39), factor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar adalah:
a. Faktor dari dalam diri siswa yaitu factor-faktor yang berasal dari dalam diri seseorang seperti motivasi, minat, perhatian, sikap dan kebiasaan belajar, ketekunan, bakat dan kemampuan, fisik dan psikis. Factor ini dapat dibedakan menjadi 2 yaitu :
1) Faktor jasmaniah (fisiologi) baik yang bersifat bawaan maupun yang diperoleh. Yang termasuk faktor ini adalah pancaindra contohnya sakit, cacat tubuh, dan perkembangan yang tidak sempurna, berfungsinya kelenjar tubuh yang membawa kelainan tingkah laku.
2) Faktor psikologis baik yang bersifat bawaan maupun yang diperoleh terdiri atas faktor intelektif yang meliputi faktor potensial, yaitu kecerdasan dan bakat serta faktor kecakapan nyata, yaitu prestasi yang dimiliki. Faktor nonintelektif yaitu unsur-unsur kepribadian tertentu seperti sikap, minat kebutuhan, motivasi, emosi, dan penyesuaian diri.
3) Fator kematangan fisik maupun psikis. (Usman, 2000:10).
b. Faktor dari luar atau lingkungan yaitu faktor yang dating dari luar diri siswa atau lingkungan dimana siswa tersebut berada seperti :
1) Faktor sosial yang terdiri atas lingkungan keluarga, lingkugan sekolah, lingkungan masyarakat, lingkungan kelompok.
2) Faktor budaya, seperti adat kebiasaan, ilmu pengetahuan, teknologi, dan kesenian.
3) Faktor lingkungan fisik, seperti fasilitas rumah dan fasilitas belajar.
4) Faktor lingkungan spiritual atau keagamaan. (Usman, 2000:10)
Banyaknya faktor-faktor yang mempengaruhi belajarbaik itu faktor interen maupun ekstern sangat menentukan dalam pencapaian hasil belajar siswa, untuk itu faktor-faktor tersebut perlu diketahui oleh seorang pendidik atau guru agar bisa mencapai hasil belajar yang optimal.
Menurut Benyamin Bloom (1976:21) mengatakan ada tiga variabel utama dalam belajar di sekolah yaitu karakteristik individu, kualitas pengajaran, dan hasil belajar siswa. Sedangkan menurut Caroll (1977:16) menyatakan bahwa hasil belajar siswa dipengaruhi oleh lima faktor yaitu bakat yang dimiliki individu, waktu yang tersedia untuk belajar, waktu yang diperlukan siswa untuk menjelaskan pelajaran, kualitas mengajar dan kemampuan individu.
Uraian di atas menyatakan bahwa hasil belajar berbanding lurus dengan kemampuan siswa dan kualitas pengajaran. Hasil belajar siswa akan lebih baik jika kemampuan individu siswa tinggi dan kualitas pengajarannya juga baik.

Pengertian Metode Driil/Keseimbangan Tubuh Anak

A. Metode Drill
1. Pengertian Metode Drill.
Menurut Hardja Sapoetra metode drill adalah suatu metode mengajar diaman siswa langsung diajak menuju ketempat latihan keterampilan / eksperimen , seperti untuk melihat bagaimana cara membuat sesuatu, bagaimana cara menggunakannya, untuk apa dibuat, apa manfaatnya, dan lain – lain.
2. Kelebihan Metode Drill.
a) Peserta didik memperoleh kecakapan motorik, contohnya menulis, melafalkan huruf, membuat dan menggunakan alat – alat.
b) Peserta didik memperoleh kecakapan mental, contohnya dalam perkalian, penjumlahan, pengurangan, pembagian, tanda – tanda / symbol dan sebagainya.
c) Dapat membentuk kebiasaan dan menambah ketepatan pelaksanaan.
d) Peserta didik memperoleh kecakapan dan kemahiran dalam melakukan sesuatu sesuai dengan yang dipelajarinya.
e) Dapat menimbulkan percaya diri bahwa peserta didik yang berhasil dalam belajar memiliki suatu keterampilan khusus yang berguna kelak dikemudian hari.
f) Guru lebih mudah mengontrol dan membedakan mana peserta didik saat berlangsungnya pengajaran.
3. Kelemahan Metode Drill.
a) Menghambat bakat dan inisiatif anak didik karena anak didik lebih banyak dibawa kepada penyesuaian dan diarahkan kepada jauh dari pengertian
b) Dapat menimbulkan verbalisme, terutama pengajaran yang bersifat menghafal. Dimana peserta didik dilatih untuk dapat menguasai bahan pelajaran secara hafalan dan secara otomatis mengingatkannya bila ada pertanyaan yang berkenaan dengan hafalan tersebut tanpa suatu proses berfikir secara logis
c) Membentuk kebiasaan yang kaku, artinya seolah – olah peserta didik melakukan sesuatu secara mekanis, dalam memberikan stimulus peserta didik bertindak secara otomatis
d) Menimbulkan penyesuaian secara statis kepada lingkungan, dimana peserta didik menyelesaikan tugas secara statis sesuai dengan apa yang dinginkan oleh guru
4. Usaha Mengatasi Kelemahan Metode Drill.
a) Metode ini hendaknya digunakan untuk melatih hal – hal yang bersifat motorik, seperti menulis, permainan, pembuatan grafik, kesenian dan sebagainya
b) Sebelum latihan dimulai, pelajar hendaknya diberi pengertian yang mendalam tentang apa yang akan dilatih dan kompetensi apa yang harus dikuasai
c) Latihan untuk pertama kalinya hendaknya bersifat diaknosis. Kalau pada latihan pertama, pelajar tidak berhasil, maka guru harus mengadakan perbaikan, lalu penyempurnaan.
d) Latihan harus menarik minat dan menyenangkan serta menjauhkan dari hal – hal yang bersifat keterpaksaan
e) Sifat latihan, yang pertama bersifat ketepatan kemudian kecepatan, yang keduanya harus dimiliki oleh peserta didik.
B. Keterampilan Melompat.
Kemampuan dasar yang harus dimiliki anak adalah keseimbangan yang baik, kemampuan koordinasi motorik dan motor plainning (perencanaan gerak). Contoh saat anak ingin melompati sebuah tali, ia harus sudah punya rencana apakah akan mendarat dengan satu kaki atau dua kaki. Kalaupun satu kaki, kaki mana yang akan digunakan.
Jika anak tidak kuat dalam perkembangan melompat, biasanya akan menghadapi kesulitan dalam sebuah perencanaan tugas yang terorganisasi (tugas-tugas yang membutuhkan kemampuan motor plainning)
C. KeseimbanganTubuh.
Keseimbangan adalah kemampuan untuk mempertahankan kesetimbangan tubuh ketika di tempatkan di berbagai posisi. Menurut O’Sullivan, keseimbangan adalah kemampuan untuk mempertahankan pusat gravitasi pada bidang tumpu terutama ketika saat posisi tegak. Selain itu meurut Ann Thomson, keseimbangan adalah kemampuan untuk mempertahankan tubuh dalam posisi kesetimbangan maupun dalam keadaan statis atau dinamik, serta menggunakan aktivitas otot yang minimal. Keseimbangan juga bisa diartikan sebagai kemampuan relative untuk mengontrol pusat massa tubuh (center of mass) atau pusat gravitasi (center of gravity) terhadapa bidang tumpu (base of support). Keseimbangan melibatkan berbagai gerakan di setiap segmen tubuh dengan di dukung oleh sistem muskuloskleletal dan bidang tumpu. Kemampuan untuk menyeimbangkan massa tubuh dengan bidang tumpu akan membuat manusia mampu untuk berkativitas secara efektif dan efisien.
Keseimbangan terbagi atas dua keolompok, yaitu keseimangan statis yaitu kemampuan tubuh untuk menjaga kesetimbangan pada posisi tetap (sewaktu berdiri dengan satu kaki, berdiri di atas papan keseimbangan), keseimbangan dinamis adalah kemampuan untuk mempertahankan kesetimbangan ketika bergerak . Keseimbangan merupakan interaksi yang komplek dari integrasi/interaksi sistem sensorik (vestibular, visual )

Pengenalan Suku Kata/Pengenalan Kata dan Huruf

A. Tinjauan Tentang Suku Kata
1. Pengertian Suku Kata
Suku kata artinya bunyi atau urutan bunyi yang mempunyai satu puncak kelantangan. Kelantangan bermaksud nilai yang lebih ketara, nyaring, panjang berbanding nilai yang terkandung dalam bunyi yang lain. Dalam bahasa Melayu, bunyi yang lantang atau bunyi penanda suku kata berupa bunyi vokal, seperti dalam kata (buku), (sah), (kulit). Dalam bahasa Inggris , suku kata boleh ditandai oleh kehadiran bunyi vokal dan bunyi konsonan yang mempunyai nilai vokalik. Penanda suku kata yang diwakili oleh nilai vokalik pada bunyi konsonan ialah (little) dan (button).
2. Kata (kata beda) artinya :
a) Unsur bahasa yang diucapkan atau dituliskan yang merupakan perwujudan kesatuan perasaan dan pikiran yang dapat digunakan dalam berbahasa.
b) Ujar, bicara.
c) Linguistik.
1) Morfem atau kombinasi morfem yang oleh bahasawan dianggap sebagai satuan terkecil yang diujarkan sebagai bentuk yang bebas.
2) Satuan bahasa yang dapat berdiri sendiri, terjadi dari morfem tunggal atau gabungan morfem.
(DepdikNas, 2007 : 513).
3. Jenis kata (menurut Pamungkas,1994) ada 10 yaitu :
a) Kata benda
1) Kata benda kongkrit
Contoh : meja, kursi, orang, mobil, perahu
2) Kata benda abstrak
Contoh : faham, watak, kelakuan, kesopanan
b) Kata bilangan
1) Kata bilangan utama
Contoh : satu, dua, tiga
2) Kata bilangan tingkat
Contoh : kesatu, kedua, ketiga
3) Kata bilangan tak tentu
Contoh : semua, sebagian, banyak, sedikit, dan sebagainya
4) Kata bantu bilangan
Contoh : sehelai, secarik, sepotong, sebutir, dan sebagainya
c) Kata depan
1) Kata depan sejati
Contoh : di, ke, dari, dan sebagainya
2) Kata depan majemuk
Contoh : di atas, di bawah, di samping, dan sebagainya
3) Kata depan yang lain :
Contoh : bagi, untuk, sebab, serta, dan sebagainya
d) Kata ganti
1) Kata ganti orang
Contoh : aku, saya, kami, kita, kamu, saudara, kamu sekalian, dia,
mereka, dan sebagainya
2) Kata ganti penanya.
Contoh : apa, kapan, dimana, bagaimana, dan sebagainya
3) Kata ganti empunya.
Contoh : - ku, - mu, - nya
4) Kata ganti petunjuk
Contoh : ini, di sini, itu, di situ, dan sebagainya
5) Kata ganti penghubung
Contoh : yang.
e) Kata keadaan
Contoh : gelap, kacau, sunyi.
Terbaik, tertinggi, kecil, besar.
Pemberani, pemalas, budiman, dermawan.
f) Kata kerja :
1) Kata kerja transitif.
Contoh : memukul, membeli, mengobati.
2) Kata kerja intransitif.
Contoh : menangis, menyanyi, menari.
g) Kata keterangan.
Contoh : di sini, di situ, ke depan, ke atas, dan sebagainya.
h) Kata sandang.
Contoh : si, sang, bang dan sebagainya.
i) Kata sambung
Contoh : dan, lagi, karena, sebelum, sesudah dan sebagainya.
j) Kata seru.
Contoh : ah, hai, wah, aduh dan sebagainya.

B. Tinjauan tentang Kartu Kata
1. Pengertian kartu kata
Dalam kata “Kartu kata” terdiri dari dua kata, yaitu “kartu” dan “kata”. Menurut kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka (1989:392), kartu artinya kertas tebal berbentuk persegi panjang (untuk berbagai keperluan, hampir sama dengan karcis), sedangkan “kata” artinya unsur bahasa yang diucapkan atau dituliskan yang merupakan perwujudan kesatuan perasaan dan pikiran yang dapat digunakan dalam berbahasa atau satuan (unsur) bahawa yang terkecil yang dapat diujarkan sebagai bentuk yang bebas.
Dari definisi dua kata tersebut di atas, dapat diambil pengertian bahwa “kartu kata” adalah kertas tebal yang berbentuk persegi panjang yang berisi unsur bahasa terkecil yang dapat diujarkan atau dituliskan.
Pengertian kartu kata dalam penulisan ini adalah suatu kartu yang bertuliskan kata-kata yang digunakan sebagai media atau alat dalam proses pembelajaran yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan penguasaan perbendaharaan kata bagi siswa.
Dalam penulisan ini, penulis hanya memfokuskan kegiatan pembelajaran kemampuan berbahasa melalui media kartu kata yang memiliki suku kata awal sama.
Contoh kartu kata yang memiliki suku kata awal sama :





2. Kegunaan kartu kata
Dalam pembelajaran di Taman Kanak-kanak, kartu kata disajikan dalam bentuk yang sangat sederhana. Hal ini disesuaikan dengan tingkat usia dan kematangan berpikir anak. Adapun guna dari kartu kata adalah untuk mengembangkan daya pikir dan menghubungkan kata yang sudah diperoleh, didengar dan diucapkan sebelumnya dengan tulisan dalam bentuk kartu kata.
3. Pengenalan kata melalui Permainan Kartu Kata
Permainan kartu kata apat diartikan sebagai suatu kegiatan, tindakan atau gerakan anak-anak sendiri yang terikat dengan peraturan yang telah di tetapkan dengan menggunakan alat kartu kata. permainan dengan kartu kata tidak hanya menarik tetapi jika diterapkan dengan baik, permainan tersebut juga memberikan kelancaran pada siswa untuk mempraktekkan berbicara atau berkomunikasi. Apabila seorang anak sedang melakukan permainan dengan kartu kata, anak tersebut akan merasa terlibat, senang, berusaha mengatasi kesukaran yang dihadapinya, tanpa merasakan waktu yang telah dilalui. Dengan demikian permainan kartu kata dapat membantu mengurangi atau menghilangkan kebosanan dalam belajar, dalam hal ini untuk belajar kemampuan bahasa.
Permainan dengan kartu kata dapat mengasah ketajaman atau kepekaan penglihatan. Hal tersebut sangat baik untuk dikembangkan, karena akan membantu anak agar lebih mudah belajar mengenal dan mengingat bentuk-bentuk atau kata-kata tertentu yang akhirnya memudahkan anak untuk membaca serta menulis di kemudian hari.
Selain itu memainkan permainan yang melibatkan pengenalan huruf-huruf alfabet dan kata-kata utuh adalah sesuatu yang kebanyakan anak-anak akan menyukai asalkan dilakukan dengan cara yang benar. Permainan ini juga dapat membentuk dasar pelajaran membaca dan menulis. Meskipun demikian , tidaklah bijaksana untuk terlalu menekankan pada aspek belajar membaca dari permainan-permainan ini. Jika ini mulai mengungguli unsur bermain, maka lebih banyak akan berakibat buruk pada anak.
4. Memulai Mengenali Kata dan Huruf
Setelah anak-anak terbiasa melihat-lihat buku, melihat-lihat hal-hal yang ditulis, dan memperhatikan kata-kata dalam lingkungan mereka lambat laun mereka akan mempu mengenali kata-kata dan huruf-huruf satu demi satu. Pada tahap ini mungkin guru akan menghadapi pertanyaan. Haruskah memusatkan perhatian pada kata atau huruf ? Bagaimana menyebut huruf-huruf itu ? Bagaimana seharusnya menuliskannya ? Berikut ini beberapa panduan.


a. Mengenali Kata
Ketika anak mulai mengenali hruf dan kata, sebaiknya tunjukkan kata-kata itu kepada mereka, terutama nama teman-teman, keluarga, hewan peliharaan, dan mainan. Ketika menunjukkan sesuatu kata ucapkan beberapa kali, tetapi jangan terlalu mencolok. Janganlah mencoba mengajarkan kata-kata yang tidak umum tanpa memberikan konteks ataupun petunjuk mengenal maknanya. Gambar dengan kata-kata, label pada objek, tanda dalam situasi-situai, semuanya ini memberikan konteks kepada kata itu. Adalah suatu terobosan besar bila seorang anak dapat mengenali sendiri suatu huruf. Jganlah mengharapkan hal ini terlalu cepast terjadi.
b. Huruf Kapital dan Huruf Kecil
Banyak huruf kapital (besar) sangat berbeda dengan huruf kecil padananya. Untuk mudahnya, pusatkan usaha hanya pada hruf kecil saja. Huruf kecil menyebabkan kata berbentuk beda (signitif), sedangkan huruf kapital menyebabkan kata berbentuk seragam. Tetapi gunakan huruf kapital bila wajar, misalnya untuk huruf pertama nama.
c. Mengenali Huruf
Memang akan datang waktunya kata-ata yang tidak dikenal menimbulkan masalah. Kata-kata itu tidak selalu dapat dikenali sebagai kata-kata utuh, atau ditebak dalam konteks. Pada tahap ini seorang anak memerlukan cara-cara untuk mengetahui apa maksud kata itu. Mengetahui bunyi huruf pertama dapat memberikan suatu petunjuk yang ampuh. Meskipun demikian pusatkan perhatian hanya pada suatu huruf pertama. Pada tahap awal belajar membaca bukanlah gagasan yang baik untuk mencoba mengajari anak untuk menyembunyikan tiap huruf dari katatersebut. Bagi mereka permintaan itu sukar untuk dimengerti.
d. Bunyi dan Nama Huruf
Mengajari anak bunyi yang dibuat oleh tiap huruf. Namun biasanyatidak sukar dalam mempelajari suatu huruf dan bunyinya sekaligus.
e. Alfabet
Banyak buku dan mainan alfaber yang baik yang dapat membantu anak-anak untuk mempelajari bentuk dan bunyi huruf-huruf. Janganlah tergesa-gesa mengajari mereka urutan alfaber.

Minggu, 07 Agustus 2011

Pengertian Media

Kata media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dari kata medium yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Association for Education dan Communication Technology (AECT, 1997) mendefinisikan bahwa media adalah segala bentuk yang digunakan untuk menyalurkan informasi. Sedangkan National Education Association (NEA) mendefinisikan media sebagai suatu benda yang dapat dimanipulasikan, dilihat, didengar, dibaca atau dibicarakan beserta instrumen yang dipergunakan dengan baik dalam kegiatan belajar mengajar dan dapat mempengaruhi efektifitas program instruksional.
Para ahli pendidikan juga mendefinisikan media dengan beberapa diskripsi atau definisi yang berbeda-beda, diantaranya :
a.Menurut Anderson (1997) dalam bukunya yang berjudul pemilihan dan pengembangan media untuk pembelajaran, alat bantu pembelajaran (instructional media). Mendefinisikan media sebagai perlengkapan atau alat untuk membantu guru memperjelas materi yang akan disampaikan. Media pembelajaran (instructional media) didefinisikan sebagai sebuah media yang memungkinkan terjadinya interaksi antara karya seorang pengembang mata pelajaran dengan siswa.
b.Menurut Heinich dan Molenda (1993), media diartikan sebagai alat komunikasi yang membawa pesan dari sumber ke penerima.
c.Menurut Griggs (1970) mengemukakan bahwa media adalah segala alat fisik yang dapat menyajikan pesan serta merangsang anak didik untuk belajar, contoh : buku, film, kaset, dan film bingkai.
d.Umar Hamalik, pakar pendidikan Indonesia menyatakan media adalah alat, metode dan teknik yang digunakan dalam rangka lebih mengefektifkan komunikasi dan interes antara guru dan anak didik dalam proses pendidikan dan pembelajaran di sekolah.
diposkan:mr.suprastyo@gmail.com

Pengertian Membaca

Membaca merupakan keterampilan bahasa tulis yang bersifat reseptif. Kegiatan membaca merupakan suatu kegiatan yang terpadu yang mencakup beberapa kegiatan seperti mengenali huruf dan kata-kata, menghubungkannya dengan bunyi maknanya serta menarik kesimpulan mengenai maksud bacaan.
Anderson (1985) memandang bahwa membaca merupakan suatu proses untuk memahami makna suatu tulisan. Proses yang dialami membaca dalam adalah berupa penyajian kembali dan penafsiran suatu kegiatan dimulai dari mengenali huruf, kata, ungkapan, frase, kalimat dan wacana serta menghubungkannya dengan bunyi dan maknanya. Bahkan labih jauh dari itu dalam kegiatan membaca, pembaca menghubungkannya denga maksud penulis berdasarkan pengalamannya.
Menurut Goodman dan Niles (1970), membaca adalah suatu proses yang sangat rumit dan perlu konsentrasi untuk mengetahui isi bacaan yang dibaca tersebut. Dalam proses ini, pembaca pada hakekatnya mengkonstruksikan amanat yang tersurat dan tersirat pada bahan bacaan yang dihadapi.
Sejalan dengan itu, Kridalaksana (1993:3) juga mengemukakan bahwa membaca adalah keterampilan menenal dan memahami tulisan dalam bentuk urutan lambing-lambang grafis dan perubahannya menjadi wicara bermakna dalam bentuk pemahaman diam-diam atau pengujaran keras-keras.
oleh suprastyo